Jumat, 25 Juli 2008

Anak Perantau Meraih Mimpi ….(3)









Diacara api unggun itu kami disuguhkan dengan penampilan teman – teman yang mempunyai keahlian dalam berbagi hal. Ada yang bernyanyi sambil bermain gitar, ada juga yang tidak malu – malu untuk berjoget dimuka umum. Yang paling menarik bagi saya saat kelompok penggalang menampilkan sandi morse. Kegiatan api unggun baru berjalan satu jam tiba – tiba …. Kami semua tersentak melihat kakak kelas smu didekat danau kesurupan. Suasana berubah yang ceria menjadi mencekap. Perasaan saya was – was takut kalau – kalau saya terkena kesurupan juga. Akhirnya guru kami pun memutuskan seluruh kelompok siaga dan penggalang masuk ketenda. Saya dan kawan – berlari masuk ketenda dengan perasaan penuh cemas. Saya tidak bisa tidur, akhirnya saya mengintip kejadian diluar. Saya melihat sudah mulai banyak kakak Pembina yang kesurupan, baik pria maupun wanita. Ada yang meraung – raung saat dibacakan ayat suci alquran ada yang merokok di depan guru. Akhirnya guru kami tidak sanggup untuk menyadarkan semua korban kesurupan. Kami di bangunkan guru kami untuk mengemasi barang dan siap – siap untuk keluar dari daerah perkemahan.
Setelah kami siap saya ditunjuk sebagai ketua kelompok untuk memimpin teman – teman saya berjalan dikegelapan. Tepatnya pukul 00.00 am bertepatan malam juma’t. Sebenarnya saya orang yang penakut tapi saya harus menunjukan bahwa sebagai pemimpin harus berani dalam berbagai hal. Saya berdiri paling depan dan memulai perjalanan di malam yang sangat dingin tersebut.
Keadaan sunyi terpecahkan dengan suaraku. “Teman – teman mari ikutin kata – kataku ; Lailahaillaulah (3 kali) muhammadarrosulullah, Subhanallah walhamdulillah walailahaillaulah wallahuakbar.” It uterus menerus kmi ucapkan saat di perjalanan yang sepi. Sesekali saya memperhatikan wajah teman- teman ku. Muka pucat tersirat diwajah mereka.
Hampir 45 menit kami berjalan akhirnya sampai di depan jalan raya. Ternyat bis sekolah sudah menunggu. Saya bergegas menuju ke bis. Kami sudah naik semua kedalam bis, tinggal kakak pembina. Mereka menggunakan truk. Saat bis baru berjalan 20 meter kami dikagetkan dengan seorang laki – laki menghadang bis kami. Ternyata kak Iwan. Dia salah sato korban kesurupan. Mukanya seram bagaiakan laksanan burung hantu dengan mata hitamnya. Sambil menghisap rokok dia meminta masuk kedalam mobil kami. Akhirnya guru kami membuka pintu dan kak Iwan masuk. Perasaan kami bertambah takut, kalau – kalau hantunya pindah kedalam diri kami. Didalam mobil pun kami bertsabih, tahmid dan tahlil. Kak Iwan cuma tertawa saja saat kami mengucapkannya.
Di dalam perjalanan hatiku bercampur rasa. Mau nangis rasanya, tapi semua itu kupikir sia – sia karena tidak ada gunanya aku ikut pramuka kalau hanya jadi seorang pengecut. Perjalanan pun berakhir. Bis telah sampai di sekolah sd it mutiara. Kami disuruh istirahat di mushalla sekolah.
Keesokan paginya kami baru pulang kerumah masing – masing. Saya menceritakan kejadian ini dengan adik – adik saya. Mereka hanya diam dan seperti orang ketakukan. Dalam hatiku tertawa kecil karena sebenarnya aku juga takut…(hehehe).
Setelah selesai kegiatan belajar mengajar semester dua, hasil rapot saya tetap tiak berubah hanya memasuki sepuluh besar. Saya tidak putus asa dan terus berminpi menjadi yang terbaik di manapun saya berada.
Dikelas enam saya memfokuskan diri untuk belajar semaksimal mungkin. Satu yang saya ingin tunjukan kepada kedua orang tua saya, saya mau buktikan bahwa seorang boleh bermimpi namun harus berusaha meraih mimpi itu. Alhasil saat ulangan harian pertama nilai saya sangat memuaskan dan seluruh guru sudah mengenali saya, karena seringnya pertanyaan – pertanyaan saya lontarkan. Tips buat pembaca Jika anda ingin pintar plus dikenal guru, banyak bertanya ya tapi yang berbobot ok….. anda tahu sekarng saya lebih mudah bergaul dan teman – teman saya bukan hanya dikelas saja tapi di seluruh kelas enam. Enaknya jadi artis top dumamku didalam hati.
Pembagian raport semester dua pun dibagikan. Betapa senangnya diriku dalam raport tertulis FATURRAHMAN meraih peringkat 4. Wah ini sinyal bagus bagi diriku untuk terus meraih mimpiku. Tinggal sedikit lagi akan masuk tiga besar. Saya berniat disemester akhir saya harus finish di peringkat tiga besar (emang mobil aja pakai finish).
Wah semester terakhir telah tiba. Saya sudah ga sabar akan bersaing. Setiap pulang dari rumah saya selalu mengulang pelajaran di sekolah. Alhasil setiap ulangan nilai saya mendapatkan nilat terbaik. Saya juga harus memikirkan UAN karena ini untuk masa depan sebagai proses kelulusan. Semua pelajaran UAN saya rangkum menjadi satu. Ada salah satu teman saya bernama dewi. Saya sangat ingat sama dia karena cerewetnya minta ampun. Setiap mau makan, lagi dijalan mulutnyanyerocos aja seperti bebek. Ada lagi syafril yang kelakuannya seperti bancci. Lucu aja sih kalau lagi bicara seperti wanita yang manja gitu. Jadi geli melihatnya,hee…
Ujian – Ujian dari guru pun mulai sering. Saya selalu mempersiapkan diri dengan baik. Dan tak luput pula tugas yang semakin banyak. Itu tidak membuat saya patah semangat namun sebagi amunisi sebagai senjata saya sebagai peraih mimpi. Hari UAN pun datang. Saya kelihatan santai dan bersikap tenang. Karena sudah mempersiapkan itu semua di jauh – jauh hari. Banyak teman saya yang wajahnya kelihatan santai namun ada pula yang gerogi dan gugup.
Bismillahirrahmanirrahim ucapku dalam hati. Soal – soal ku kerjakan dengan perlahan – lahan dengan teliti ku hitamkan lembar jawaban. Alhamdulillah semua soal dapt ku kerjakan, sekarang ku hanya bisa bertawakal kepada Allah. Uan pun berakhir selama tiga hari lamanya. Dan anda mau tahu kelanjutan cerita ini…… tunggu jam publishingnya…….
Bersambung ……….

Tidak ada komentar: